Kawasan Cibodas, Lembang sebenarnya sudah tak asing karena disini terdapat sebuah rumah tempat dulu kami sering berkumpul. Rumah peristirahatan yang kami sebut Villa Putih ini merupakan property seorang kawan senior sehingga kala itu sering menjadi basecamp kala menjelajah ke kawasan Bukittunggul. Namun itu hampir sepuluh tahun lalu, dan kala itu jalan-jalannya lebih banyak mengarah ke kebun kina bukan disekitar kawasan villa. Padahal dari obrolan dengan warga, telah diketahui ada curug tak terlalu jauh dari villa. Lalu masa-masa berkumpul di Cibodas pun berlalu, saking seringnya berpindah-pindah lokasi favorit berkumpul.
Tahun 2016 kami kembali ke kawasan Cibodas dan sontak teringat pada keberadan curug. Maka survey pun segera mengarah kesana, menuju sebuah déjà vu. Tak susah menuju kesini, bila dari Maribaya mengarah ke Cibodas akan sampai didesa Sunten Jaya dimana terdapat dua tower pemancar, maka disitulah tempatnya. Setelah mendapati alfamart, ada jalan belok kiri. Dulu jalannya koral, kini sudah beton. Ikuti jalur utama beton, nanti akan melewati Villa Putih teruskan saja hingga batas hutan pinus. Sayangnya disekitar sini jalan sempit hanya cukup untuk satu mobil, sehingga lebih baik memakai motor bila kesini.
Kawasan curug Sirah Cibodas baru-baru ini saja dikelola oleh kelompok petani kopi, sehingga bila berkunjung akan tampak sedang ditata disana-sini. Tampaknya ada keadaran baru untuk menjaga kelestarian alam dengan mengelolanya sebagai kawasan wisata. Curug ini cukup tersembunyi, dari parkiran motor di perbatasan pinus memerlukan waktu setengah jam sampai ke lokasi curug. Menurut Pak Iwan seorang petani kopi, warga di sekitar Cibodas pun banyak yang belum tahu keberadaannya. Menurut kami, lokasi yang terpencil ini justru adalah daya tariknya.
Curug Sirah Cibodas seperti sebuah tembok raksasa yang terdiri dari bongkahan-bongkahan batu besar. Sungai kecil mengalir dari hulunya di Bukittunggul jatuh menjadi curug yang indah. Bila penasaran dengan paparan batu yang membentuk curug, ada jalur setapak untuk naik ke atas curug. Beberapa kolam kecil dan dangkal bisa menjadi lokasi favorit untuk berendam, sambil mengarahkan pandangan ke lembah yang hijau oleh hutan pinus.
Curug yang tersembunyi di dalam hutan pinus dan kebon kopi ini cukup manjur untuk membasuh jiwa yang penat oleh rutinitas dan memberi kesegaran baru untuk memulai hari-hari kedepan. Namun bila hiking kesini dirasa kurang berkeringat, jauh didalam hutan ada curug lain yang lebih besar menunggu untuk disibakkan. Curug yang enggan menampakkan diri ini berjarak sejam berjalan kaki, yaitu curug Luhur, dinamakan demikian mungkin karena ketinggiannya. @districtonebdg
dok 2019