Curug Wangun Primadona Baru Wisata Alam Subang

Curug Wangun terletak di desa Buniara, kecamatan Tanjungsiang, Subang. Bila dari Jakarta atau Bandung, dari Jalan Cagak ambil arah menuju Cisalak lalu setelah memasuki desa Buniara melaju terus sekitar 3 kilometer menuju kampung Citombe. Kondisi jalan desa menuju lokasi rusak pada beberapa titik dengan kontur menanjak tajam pada beberapa bagian. Hati-hati ketika melewati tanjakan/turunan tajam terebut pada musim hujan, karena jalan menjadi licin.

Dari parkiran mobil perjalanan dilanjutkan melewati jalan setapak menuju curug dengan berjalan kaki sekitar 30 menit. Terdapat dua jalur menuju curug namun hanya satu yang terpelihara. Tetapi bila ingin menghindari trek pulang pergi,  tak ada salahnya jalur loop ini dicoba selama tetap menjaga kehati-hatian.

Curug ini sebenarnya sudah pernah dibuka tahun 2005 lalu, namun kemudian tak terurus. Baru kemudian Oktober 2017 lalu, warga masyarakat bersama Kompepar berinisiatif membuka kembali dan kemudian diresmikan 2018 sebagai bagian KPH Bandung Utara.

Terdapat tiga undak Curug dengan ketinggian yang berbeda. Curug yang pertama memiliki tinggi sekitar 120 meter, Curug yang kedua memiliki tinggi sekitar 60 meter, dan Curug yang ketiga atau Curug yang paling atas memiliki ketinggian sekitar 40 meter. Maka totalnya kurang lebih sekitar 220 meter namun karena bentuknya yang berundak tidak terlihat setinggi itu. @districtonebdg

Curug Mandala Eksotis Ditengah Perkebunan Teh

Menurut cerita yang berkembang bahwa penamaan curug Mandala berasal dari nama Patih Mandala yang melakukan “moksa”, meninggal dunia tanpa meninggalkan jasad. Beliau yang sering bertapa di lokasi curug, suatu hari menghilang tanpa meninggalkan jejak sama sekali.

Curug Mandala  berada di Kawasan Perkebunan Teh Nusantara VII Ciater. Tepatnya di Kampung Panaruban, Desa Cicadas, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang. Bila dari arah Lembang,  rute menuju kesini sama seperti hendak menuju ke tempat Pemandian Air panas Ciater, bedanya sebelum tugu pemandian arahkan kendaraan ke kiri menuju Panaruban atau bisa parkir di pabrik PTN Ciater.

Akses menuju curugnya hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua saja, itupun akan terkesan maksakeun karena harus melalui jalan koral yang rusak. Asa lebar, lebih baik titipkan motor di parkiran.

Bila kita memilih berjalan kaki , yang tak sampai sejam, justru akan menikmati pemandangan perkebunan teh yang hijau menyegarkan terhampar luas sepanjang perjalanan. Sesekali akan tampak burung elang mengangkasa seperti menyambut.

Fasilitas yang tersedia di area Curug Mandala Panaruban terdiri dari area parkir yang cukup luas, toilet, warung makanan dan minuman, saung sederhana, mushala, dan area camping.

Agak disayangkan,  pengelola mengijinkan mobil offroad masuk ke area wisata hingga menyeberang sungai menuju arah curug Sadim. Selain bisa membahayakan pengunjung lain dan menghalangi jalur setapak menuju curug bawah, juga membuat jalan yang sudah rusak itu semakin ambyar. Cik atuhlah.

Paniisan Abah Danu, Rest Area Ideal ke Curug Cileat

Bagi kamu penyuka curug alias curug hunter di wilayah sekitar Bandung,   rasanya curug Cileat di Subang salah satu yang wajib dikunjungi. Bisa dibilang treknya merupakan kombinasi curug Siliwangi dan curug Cibareubeuy, bener ga sih.

Paniisan Abah Danu sendiri merupakan sebuah area bukaan lahan kebun dan pesawahan yang terletak antara desa dan curug Cileat. Lokasinya strategis untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke curug. Disini juga bisa digunakan untuk camping karena lahannya luas.

Sekedar informasi, lokasi tepat Curug Cileat ini berada di Desa Cibago Kecamatan Cisalak, Subang kurang lebih 40 km dari pusat kota Bandung. Cek point paling gampang adalah Indomaret Cimanggu di jalan cagak. Darisitu tinggal mengikuti jalan desa Mayang diseberangnya, sekitar lima kilometer. Terdapat parkiran yang cukup luas di buntu jalan desa, jadi tak perlu khawatir sempitnya parkiran seperti di curug Wangun.

Menuju Paniisan Abah Danu dibutuhkan kurang lebih satu jam dari desa, tergantung irama kaki. Suasana perjalanan dimulai dengan melewati persawahan warga dan aliran aliran sungai kecil. Kemudian masuk area hutan dengan jalan menanjak. Karena wilayah ini merupakan pertemuan hutan dan pesawahan jangan heran bila bertemu kawanan kerbau di jalan setapak. Bila sudah demikian, tunggu saja sampai yang punya jalan lewat hehe..

Sepanjang perjalanan akan melalui 3 curug sebelum ke curug Cileat. Nah bila sudah melewati curug ketiga yaitu curug Cimuncang artinya sudah dekat dengan saung Paniisan Abah Danu. Suasana disini teramat syahdu dengan pemandangan landscape yang indah. Jangan heran bila sudah disini rasanya akan malas untuk pulang. @districtonebdg