Categories : Hiking

 

unnamed (1)“Wilujeng sumping…” (selamat datang). Sebuah sapaan hangat menyambut kami saat tiba di sebuah desa wisata yang terletak di antara pertemuan lembah di tengah belantara di kawasan Wates kabupaten Subang. Sebuah air terjun menghiasi dengan anggunnya di ujung desa itu. Desa wisata yang terletak di tengah hutan ini bernama “Desa Senyum” mengerumuni sebuah air terjun yang tinggi bernama “Curug Cibareubeuy”.

Berdasarkan informasi dari seorang teman yang mengatakan adanya sebuah desa dan air terjun yang indah di tengah hutan di kawasan Wates, Lembang maka saya, Shake dan Yussa berniat untuk menjajagi dan mendatangi tempat itu. Setelah kami di drop oleh rekan Bayu Bhar yang akan menyusuri jalur lain di kawasan Jayagiri, tepat pukul sepuluh pagi perjalanan pun dimulai.

Medan jalan koral di tengah hutan pinus menyambut kami dinaungi sejuknya udara khas wilayah utara kota Bandung. Beberapa “Mountain Biker” menyapa dan melewati kami, rupanya jalur ini juga merupakan jalur favorite para biker. Tidak berapa lama kami memasuki vegetasi kebun kopi hingga persimpangan jalan setapak, kami pun berbelok mengikuti petunjuk arah yang terpaku di sebuah pohon menuju “Curug Cibareubeuy”.

Jalanan pun mulai menanjak dan agak menyempit, tebaran daun kering menyelimuti jalur yang kami lalui. Kami pun mulai memasuki kawasan hutan heterogen. Rimbunnya pepohonan besar menaungi kami, langkah-langkah pun kian bersemangat. Kepenasaran & keiingintahuan kami tentang Curug Cibareubeuy memicu adrenalin kami. Betapa tidak, seorang teman bercerita tentang ke-eksotis-an tempat tersebut, tentang curugnya (air terjun)nya yang indah dan  tentang keramahan penduduk Desa Wisatanya ditengah hutan.

Selang satu setengah jam kemudian, kami mulai memasuki hutan bambu, sayup-sayup mulai terdengar suara gemericik air. “Tah sora cai euy!” ungkap Yussa tiba-tiba…”ah halusinasi meureun maneh?” sahut Shake. Tapi hal itu membuat kami bertiga memasang telinga. Sepanjang perjalanan, gesekkan dahan & ranting pohon disertai hembusan angin seringkali mengkamuflase seolah suaran gemercik air. Hingga saat itu, kami benar-benar mendengar suara deburan air.

Tidak lama berselang di sebelah kanan kami terlihat jelas keanggunan sebuah air terjun, “Tuh itu meureun curug Cibareubeuy teh?” ujar Yussa. “Wah tereh nepi yeuh jigana” sambung saya. Kami pun segera melanjutkan perjalanan setelah sebelumnya rehat sejenak sambil menikmati sedikit cemilan.

Jalur yang kami lalui semakin lama semakin menurun khas medan yang menuju lembah, beberapa atap rumah mulai terlihat di sebelah kiri jalur yang kami lalui di antara rerimbunan lebatnya hutan. Hingga kami pun tiba di sebuah bukaan yang di atasnya berdiri rumah-rumah panggung.

Rasa lelah setelah melakukan perjalanan sejauh kurang lebih 6km dengan durasi kira-kira dua jam terbayar sudah saat gorengan hangat yang dibumbui sambal yang tersedia di salah satu warung di desa itu menyambut kami. Keramahan penduduk “Desa Senyum” mewarnai obrolan diantara kami, sementara di sudut desa terlihat “Curug Cibareubeuy” dengan anggunnya.

Saat itu kami seperti menemukan “peradaban” di tengah belantara hehehehe, Seperti sebuah “kota” yang terisolir dari dunia luar yang menawarkan keindahan yang natural…

Curug Cibareubeuy adalah salah satu air terjun yang secara administratif  termasuk Desa Cibeusi Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Secara wilayah pengelolaan hutan, Curug Cibareubeuy termasuk pada petak 4 RPH Gn.Karamat BKPH Cisalak KPH Bandung Utara Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten.

Kondisi air dari Curug Cibareubeuy ini lumayan jernih, alirannya menganak sungai menjalari Desa Senyum, menambah keasrian wilayah tersebut. Menurut penduduk setempat, aliran sungai ini dihuni oleh ikan Beunter yang bisa dipancing, sehingga tidak jarang orang-orang yang berkinjung ke tempat itu membawa alat pancing untuk mengail ikan, hmmm…sungguh suasana yang sangat alami…

Setelah sekitar dua jam menikmati keindahan desa & air terjun, kami pun melanjutkan perjalanan untuk pulang. Kali ini jalur yang kami lalui yaitu jalan setapak menuju Desa Cibeusi yang berjarak kurang lebih 2 km. Kali ini hutan heterogen & pesawahan menemani perjalanan kami hingga Desa Cibeusi.

 Posted on : September 28, 2015
Tags :

Facebook Comments