Bagi penyuka trekking, tiba di airport Tribuvan, Kathmandu saja sudah terasa ada denyut adrenalin. Sebuah semangat petualangan yang lebih dibanding kota-kota tujuan wisata yang lain. Nepal dengan pegunungan Himalaya nya memang identik dengan wisata trekking, dan dengan koleksi puncak 8.000-an meternya telah menjadi Mekah-nya dunia petualangan. Ada 14 puncak berketinggian lebih dari 8.000-an meter di dunia dimana sebagian besar terletak di Nepal.
Secara mudahnya, wilayah trekking di Nepal bisa dibagi menjadi beberapa region yaitu Western (Dhaulagiri), Pokhara (Annapurna), Central (Langtang), Kathmandu valley, Khumbu (Everest) dan Eastern (Kanchenjunga). Selain Kathmandu valley yang didominasi oleh kota tua dan perbukitan, wilayah-wilayah lainnya merupakan medan trekking dipegunungan tinggi. Rute yang paling populer adalah Annapurna dan Everest.
Rata-rata waktu tempuh major route di pegunungan tinggi Nepal adalah diatas seminggu walau terdapat beragam trek pendek yang merupakan variasi jalurnya. Namun bila hanya ingin jalan-jalan sekitar Kahmandu pun bisa, dengan menyasar rute-rute pendek di pebukitan. Yang menarik, terdapat rute trekking dari Kathmandu menuju Lukla via rute Shivalaya, yaitu rute tradisional ekspedisi Everest sebelum ada bandara di Lukla. Waktu tempuhnya sekitar enam hari.
Untuk mencapai wilayah Khumbu (Everest) kita harus menggunakan flight lanjutan ke Lukla. Ini setidaknya perlu $260 pulang pergi (2017). Bila ingin lebih hemat menghindari biaya flight maka menjadikan Pokhara sebagai starting point adalah pilihan yang logis untuk trekking di Annapurna region. Pokhara bisa dicapai delapan jam dengan bis dari Kathmandu.
Wilayah Central (Langtang-Manaslu) juga bisa dicapai dengan perjalanan bis dari Kathmandu yaitu menuju Syabrubesi atau Sundarijal namun wilayah ini terdampak besar oleh gempa 2015. Sehingga dalam beberapa tahun terahir popularitas region ini menurun, beberapa rute bahkan tertutup.
Wilayah Eastern dan Western relatif lebih jarang dilalui karena selain lebih terpencil juga akan memerlukan manajemen logistik yang lebih kompleks. Dibeberapa rute tak terdapat pondokan sementara rute lain tak tersedia porter. namun biasanya ditempat-tempat seperti inilah terdapat mutiara-mutiara terpendam, keindahan yang tersembunyi. @districtonebdg