Danau Tonle Sap yang terletak di provinsi Siem Reap, Kamboja merupakan danau air tawar terbesar di Asia Tenggara. Ketika musim penghujan, air mengalir masuk dari sungai Mekong dan mengisi danau Tonle Sap sehingga luasnya membengkak hingga 16.000 kilometer persegi dengan kedalaman mencapai 9 meter. Sebaliknya di akhir musim penghujan, aliran air kembali berbalik dan ikan terbawa ke aliran air Mekong.
Dari kota Siem Reap, perjalanan menuju tepi danau Tonle Sap yang berjarak 11 kilometer akan memakan waktu sekitar 20 menit menggunakan tuktuk dengan melewati jalan yang relatif baik. Karena keterbatasan waktu, sebagian besar wisatawan yang datang ke Siem Reap biasanya hanya mengamati kehidupan di Tonle Sap disekitar floating village Khneas Chong yang dihuni oleh penduduk keturunan Vietnam.
Sejak tahun 1997 Tonle Sap telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfer dimana wisatawan dapat menjumpai beberapa satwa liar yang paling menakjubkan di kawasan ini. Selain beraneka burung, juga beragam kehidupan air yang unik. Yang paling terkenal adalah legenda ikan lele raksasa yang dikabarkan masih banyak terdapat disini, konon bisa tumbuh sampai delapan meter.
Beberapa anak kecil akan langsung meloncat ke perahu yang melaju cepat itu dengan membawa softdrink, dan menjajakan barang dagangan mereka. Usaha yang penuh risiko demi mencari rezeki, namun tampaknya mereka sudah terlalu biasa melakukan hal tersebut sehingga tak ada kekhawatiran sama sekali. Di tengah danau perahu motor akan singgah di sebuah rumah makan terapung, kita dapat beristirahat seraya menikmati pemandangan danau yang luas. Beberapa rumah makan memiliki peternakan buaya dalam sebuah karamba besar. Kerajinan kulit buaya seperti tas, memang banyak terdapat di kota Siem Reap. Walau tak diwajibkan, pemilik tempat akan sangat menghargai bila kita membeli minuman atau makanan setelah melihat-lihat disana. Bila berminat wisatawan pun dapat membeli beberapa jenis suvenir yang tersedia disana.
Namun tiket masuk bagi wisatawan cukup tinggi yaitu USD 20 per orang, sudah termasuk berkeliling di sekitar danau memakai perahu motor namun belum termasuk tip sewajarnya(2012). Saat berkunjung kembali tahun 2016, rupanya ada kreatifitas baru dalam atraksi wisata di Tonle Sap yaitu menawarkan wisata sampan ke dalam vegetasi mangrove di tepi danau. Namun lagi-lagi harganya cukup mahal yaitu USD 20/per orang untuk bersampan selama kurang lebih setengah jam. Walau tak wajib dan lebih merupakan pemberdayaan komunitas, tetap saja harga tersebut terasa berlebihan. (Bandingkan dengan tiket Angkor Wat seharga USD 20 untuk seharian!)
Selain itu, motorboat juga akan mengajak turis mengunjungi sekolah terapung. Disini diharapkan turis memberi sumbangan beras untuk makan, yang bisa dibeli di toko terapung. Ada dua jenis karung beras yaitu 30 kg (USD 30) dan 50 kg (USD 50). Tentu ini lebih merupakan donasi sukarela namun bila anda tak merencanakan hal tersebut, biaya wisata ke Tonle Sap bisa jauh membengkak.
Yang terparah kini guide tak segan-segan meminta tip yang besar, hal yang merugikan citra wisata danau Tonle Sap. Saat kami kesini mereka mengharapkan tip 1000 baht seorang untuk guide dan driver. Tentu tip yang tak masuk akal itu serta merta kami tolak. Bila ingin menghindari tawaran-tawaran yang tak direncanakan sebaiknya anda mengikuti paket tour dari operator di Siem Reap, ketimbang pergi sendiri. @districtonebdg