Memasuki komplek candi Angkor kita akan merasa kembali ke masa silam. Candi-candi Angkor berserak dalam suatu kompleks candi yang sangat luas dengan periode pembangunan yang berbeda-beda. Komplek candi ini terdiri dari ratusan struktur bangunan dari abad 8 hingga ke-14 yang menceritakan perjalanan bangsa Khmer. Beberapa candi yang paling sering dikunjungi adalah Angkor Wat, Angkor Thom, Bakong, Banteay Srei, Bayon, Preah Khan dan Ta Prohm. Selain candi-candi itu masih banyak komplek candi lain yang letaknya tersebar hingga puluhan kilometer jauhnya, sehingga mustahil rasanya mengeksplorasi semua keindahan itu dalam waktu yang singkat.
Candi Angkor Wat yang sering kita dengar bukanlah satu-satunya candi purba di Angkor, melainkan hanya satu diantara sekian banyak candi peninggalan kerajaan Angkor. Sejarah Angkor dimulai pada masa kekuasaan raja Jayavarman II tahun 790-835 disaat bangunan pertama mulai didirikan yaitu candi Rhong Cen. Pembangunan candi-candi terus dilanjutkan di kawasan sekitarnya oleh para penerus tahta kerajaan. Candi Angkor Wat sendiri dibangun pada masa raja Suryavarman II bertahta yaitu pada tahun 1113-1150. Pembangunan candi yang terakhir diperkirakan dilakukan pada masa raja Srinravarman yang bertahta tahun 1295-1307 yaitu candi Ta Phrom, Preah Pithu dan Preah Palilay.
Komplek candi Angkor bisa dikelompokkan ke dalam beberapa wilayah berdasarkan sebaran lokasinya yaitu Central Angkor, Eastern Angkor, Northeastern Angkor, East Baray, West Baray, Ruluos dan Banteay Srei. Kawasan Central Angkor merupakan yang paling populer dan paling sering dikunjungi wisatawan dimana disini terdapat candi Angkor Wat dan Angkor Thom.
Sebuah fakta yang menarik adalah terlibatnya ahli-ahli arkeologi dari Indonesia dalam upaya merekontruksi candi-candi Angkor. Saat ditemukan oleh Henri Mouhot, seorang penjelajah Perancis, pada tahun 1863 komplek candi ini dalam keadaan rusak parah. Namun baru kemudian pada tahun 1908 sebuah lembaga yang didirikan oleh kolonial Perancis yaitu Ecole Francaise d’Extreme Orient dibawah pimpinan Jean Comaille mulai melakukan pemugaran dan konservasi komplek candi ini. Di tahun 1930, penerus Comaille yaitu Henri Marchal bertandang ke Jawa untuk mempelajari teknik-teknik yang dilakukan oleh ahli-ahli purbakala Hindia Belanda dalam melakukan pemugaran candi di Jawa. Teknik pemugaran ini kemudian dibawa ke Angkor dan mulai diterapkan dalam rekontruksi candi Banteay Srei.
Hingga kini ahli-ahli pemugaran candi dari Indonesia kerap masih dilibatkan dalam pemugaran candi Angkor dalam suatu kerjasama internasional. Badan kerjasama ini dinamakan International Coordinating Commite, didirikan di tahun 1993 disponsori oleh UNESCO. Kontribusi para ahli dari Indonesia ini dikenal salah satunya dalam pemugaran gapura istana kerajaan candi Angkor Thom. Badan lain yang didirikan oleh pemerintah Kamboja untuk melakukan pemugaran candi adalah APSARA (Authority for the Protection of the Sites and Administration of the Region of Angkor).
Wisatawan yang ingin mengunjungi Angkor harus terlebih dahulu menuju kota Siem Reap. Tidak susah menuju ke kota tua ini karena sudah ada penerbangan langsung dari berbagai kota seperti Singapura, Kuala Lumpur dan Bangkok. Bagi yang lebih suka melakukan perjalanan darat, Siem Reap juga bisa dicapai dari Bangkok (12 jam ) atau Phnompenh (enam jam). Selain lebih hemat, perjalanan memakai bis malam antar negara akan menjadi pengalaman tersendiri bagi yang belum pernah merasakannya. Bila ingin merasakan sensasi lebih, kita dapat menumpang kapal motor menyusuri sungai Tonle Sap dari Phnompenh menuju Siem Reap. Perjalanan menyusuri sungai ini memakan waktu enam jam.
Kini lebih dari satu juta wisatawan mengunjungi kota Siem Reap setiap tahunnya, dimana Angkor Wat merupakan tujuan utamanya. Daya tarik utama Siem Reap memang komplek candi kuno Angkor Wat, bahkan mayoritas turis yang datang ke Kamboja adalah untuk mengunjungi Angkor Wat. Tarif masuk Angkor Wat cukup mahal yaitu USD 20 untuk satu hari, USD 40 untuk tiga hari dan USD 60 seminggu (2012). Bila ketahuan tak memiliki tiket masuk maka dikenakan denda USD 100. Waktu terbaik mengunjungi candi Angkor Wat adalah menjelang matahari terbit sehingga kita bisa mengabadikan sunrise dan menjelang sore kala cuaca telah teduh.
Wisatawan yang mengunjungi Angkor akan dihadapkan pada sebuah dilema, antara mengeksplorasi komplek candi yang luas dan mendalami sejarah ratusan tahun ke belakang dengan waktu kunjungan yang lama. Atau hanya akan sekejap saja melintasi berbagai komplek candi yang penuh nuansa magis itu karena keterbatasan waktu. Rata-rata kunjungan turis di Angkor Wat adalah 2-3 hari, niscaya dirasakan masih prematur dalam mengeksplorasi keseluruhan komplek candi yang menakjubkan ini. @bayubhar