Ada kalanya dalam melakukan hiking, jalan setapak sudah terlalu rimbun dan harus dilakukan penebasan sehingga batang-batang rumput yang tinggi terpotong. Diwaktu lain kita akan berpapasan dengan peternak yang sedang memanen rumput untuk pakan, dan dilain waktu kita sendiri berbaring di rerumputan yang membuat kerusakan pada batang-batangnya. Semuanya membuat rumput mengeluarkan wewangian yang khas.
Beberapa waktu lalu kita pernah membahas petrichor, sebuah aroma alam yang hanya dijumpai kala hujan. Aroma unik lain yang sering dijumpai di alam liar dan sering terendus kala hiking adalah aroma patahan rumput. Wangi alam yang khas ini kerap terendus diperbukitan kala berjalan diatas rerumputan liar atau padang rumput yang sengaja ditanam untuk dipanen sebagai pakan ternak.
Aroma unik ini adalah senyawa yang dihasilkan rerumputan sebagai pertahanan diri dan penyembuhan. Senyawa ini disebut GLV’s ( green leaf volatiles) namun gampangnya sering disebut saja smell of fresh cut grass. Industri telah berusaha mengekstrak senyawa rerumputan ini untuk menghasilkan essential oil dan parfum yang harganya cukup mahal. Namun bila kita mau meluangkan waktu jalan-jalan ke alam, aroma fresh cut grass ini dapat dinikmati dengan cuma-cuma.
Aroma fresh cut grass dihasilkan oleh tanaman seperti rerumputan dan perdu sebagai respon untuk melindungi diri, memulihkan trauma dan juga memberi peringatan bagi tanaman sekitarnya bila ada bahaya. Namun bagi manusia, aroma ini terasa segar dan relax.
Bila direnungi lebih jauh, betapa mulianya mahkluk kecil seperti rumput yang justru memberikan balasan berupa aroma yang wangi atas “luka-luka” -nya untuk dinikmati indra penciuman manusia. Adakah yang lain bisa kita pelajari darisini? Sebuah kutipan barangkali bisa menjadi perenungan : What forgiveness is? Sufi replied , It is the fragrance that flowers give when they are crushed..
@districtonebdg