Siang hari kami tiba di Hue disambut oleh gerimis dan kabut, Vietnam memang sedang musim hujan saat itu. Bertambah satu lagi ‘kekecewaan’ kepada bus yang kami tumpangi dari Laos ini, karena perhentian terakhir bus ini bukan di bus station (terminal) melainkan di sebuah toko material!! Sesaat setelah menurunkan barang-barang, kami lalu langsung diserbu oleh banyak tukang ojek yang menawarkan jasa mereka. Gaya tukang ojek disini sama dengan tukang ojek di Indonesia : mencoba ‘membantu’ membawakan barang terlebih dahulu, tetapi mungkin karena berat bawaan kami yang diatas rata-rata mereka mencoba melanggar ‘protap’ ini dan langsung menawarkan jasanya dengan bahasa Vietnam yang tidak kami mengerti.
Setelah berusaha mencari warga yang bisa berbahasa inggris tetapi tidak kami dapatkan akhirnya kami kembali berbahasa isyarat, sadar bahwa tidak ada kendaraan lain selain ojek kami pun menerima tawaran para tukang ojek tersebut untuk mengantarkan kami ke stasiun kereta api, tiga buah motor beserta ransel-ransel besar dan berat akhirnya berjalan dalam gerimis menuju Hue Railway Station untuk mencari tiket menuju Ho Chi Minh (Saigon). Disini beruntung kami menemukan orang yang bisa berbahasa inggris yang membantu kami selama di stasiun, orang yang jujur dan sangat membantu tanpa pamrih menurut saya, seorang pria berumur sekitar 40 tahunan.
Kereta menuju Saigon yang berangkat dari Hanoi akan tiba dan berangkat dari Hue pukul 19.00 waktu setempat. Dengan mempertimbangkan budget yang kami punya kami memilih kelas soft seat, kereta ini menawarkan 4 kelas : bed (soft dan hard), seat (soft dan hard).
Sambil menunggu kereta kami mencoba untuk berkeliling kota Hue menggunakan motor yang kami sewa dengan satu orang penunjuk jalan. Kota tua ini mudah untuk dipahami, patokan utamanya adalah Sungai Perfume yang terletak di tengah membelah kota, kota tua dan benteng di utara dan kota baru, termasuk hotel dan restoran di sisi selatan. Sebagian besar sungai telah dibuat sebagai jalan bagus dan taman dihiasi dengan patung-patung.
Hue adalah sebuah kota di bagian tengah Vietnam dan merupakan bekas ibukota kekaisaran. Hue erat terhubung ke kekaisaran Dinasti Nguyen, yang berbasis di Hue, yang memerintah pada tahun 1804-1945 ketika Kaisar Bao Dai turun tahta mendukung pemerintahan revolusioner Ho Chi Minh.
Kota Hue melewati masa-masa sulit dalam Perang Vietnam ketika direbut oleh VietCong selama 24 hari dalam serbuan yang dikenal dengan Tet Offensive pada tahun 1968, di mana mereka mengeksekusi sekitar 1.000 orang yang dicurigai bersimpati dengan Selatan (pusat pendudukan Amerika Serikat). Kota ini kemudian menjadi subjek dari serangan pengeboman Amerika Serikat untuk merebutnya kembali. (Hidayat Adiningrat, 2011)