Rencana backpacking ke Baduy berawal dari ketidaksengajaan. Mulanya Saya dan Kiky akan bergabung dengan rombongan lain yang melakukan roadtrip dengan mobil dari Bandung menuju Baduy, ternyata mobil yang akan membawa rombongan tersebut sudah fullbooked, sehingga kami berdua, yang daftar belakangan, harus mencari moda transportasi lain. Dipilihlah kereta api dan elf sebagai pilihan. Selain lebih irit, wawasan kita mengenal nama-nama tempat juga menjadi bertambah. Konon katanya , menghafal nama tempat merupakan salah satu obat untuk mengantisipasi kepikunan. Di luar apakah hal itu benar atau tidak, saya ambil sisi positifnya saja.
Perjalanan berawal dari stasiun Kota Bandung dengan KA Argo Parahyangan pukul 22.30 pada Jumat malam, tiba di Gambir sekitar pukul 2 dinihari Sabtu. Kami berisitirahat sejenak di Mushola sekitaran Gambir sambil menunggu Adzan Shubuh. Setelah beres shalat Shubuh , sekitar pukul 5 kami memesan Go Car untuk mengantarkan kami ke Stasiun Tanah Abang. Dari Stasiun Tanah Abang langsung memesan tiket Commuter Line tujuan akhir Rangkasbitung. Sengaja kami memesan jadwal terpagi sekitar pukul 06.00 agar kami cepat sampai di tujuan. Commuter menuju Rangkas sangat nyaman, nyaris sepanjang perjalanan saya habiskan dengan tidur, maklum persiapan tenaga sebelum ngetrek ke Baduy Dalam.
Tak terasa kereta ke Commuter yang kami tumpangi sudah sampai tujuan. Waktu menunjukkan pukul 09.00. Kami keluar stasiun mencari angkutan umum tujuan terminal Aweh, dimana Elf yang membawa kita ke Ciboleger bisa kita temui. Sopir angkot tampak paham kita akan ke Baduy, ia menurunkan kami tidak di dalam terminalnya, tapi di seberangnya, di depan warung-warung yang berjajar. “Neng mau ke Baduy, di sini tunggu Elfnya ya.” Kami hanya mengangguk setuju.
Ketika turun dari angkot dan menyimpan ransel kami di depan warung tiba-tiba seoramg pemuda menghampiri, ”Mba mau ke Baduy? Saya dari pukul 6 pagi di sini nunggu elf belum datang juga, ternyata elf pertama ada pukul 5, telat saya.” Belum juga saya menjawab, dari arah kiri ada Elf berhenti, bapak kenek berteriak “Ciboleger, Ciboleger” Pemuda itu pun tertawa. “hahaha…. Mba beruntung lho, belum satu menit duduk di sini, elfnya datang.” Kami pun tertawa bersama bahagia sambil memasukkan ransel-ransel kami ke dalam Elf. Sekitar pukul 10.00 perjalanan dengan elf dimulai. Jangan tanya bagaimana rasanya berkendara dengan elf yang secepat angin. Daripada ketakutan mending benamkan kepala ke ransel untuk tidur. hehehe
Tiba di Ciboleger pukul 1 siang, kami bertemu dengan rombongan roadtrip yang sudah tiba 1 jam lebih dulu. Setelah beres sholat dan makan siang, kita mulai menjelajah trekking ke Baduy Luar, beistirahat di Gajeboh sekitar 30 menit, kemudian dilanjutkan ke Baduy Dalam (lihat tulisan Hangatnya Berdiang di Baduy Dalam).
Malam minggu kami habiskan menginap di Baduy Dalam, pagi hari berjalan kaki kembali ke Baduy luar, lalu lanjut ke Ciboleger dan berlanjut terus menuju Bandung.
Berikut Resume Biaya Transportasi Backpackingan PP per orang (Diluar makan dan pengeluaran Pribadi)
Tiket KA | Argo Parahyangan Ekonomi PP | Rp. 150.000,- |
Go Car | Gambir –Tanah Abang PP | Rp. 46.000,- |
Commuter | Tanah Abang- Rangkasbitung PP | Rp. 16.000,- |
Angkutan Kota | Stasiun Rangkas – Terminal aweh PP | Rp. 10.000,- |
Elf | Terminal Aweh – Cibolger PP | Rp. 50.000,- |
TOTAL | Rp. 272.000,- |
Bila teman teman lebih memilih roadtrip dengan mobil secara rombongan, mungkin biayanya bisa lebih murah tergantung banyaknya peserta yang ikut.
Biaya Guiding di pedalaman Baduy bisa memilih. Banyak agen-agen yang menyediakan jasa all in package Baduy Tour, ini akan meudahkan teman- teman. Ada pula yang memilih sendiri di tempat/ conditional, ini akan lebih menantang tentunya.
Sebagai gambaran Biaya guiding dan homestay trekking ke Baduy (in range)
Guide | Per Group ( 10 – 20 org) | Rp . 100.000,- – Rp. 200.000,- |
Porter | Per Porter (tergantung kebutuhan) | Rp. 30.000,- – Rp. 50.000,- |
Homestay | Per Rumah ( 20 org) | Rp. 200.000,- – Rp. 250.000,- |
Untuk makan lebih baik kita membawa bekal dan bahan makanan untuk dimasak bersama sama di dalam kampung. Lebih berkah karena bisa berbagi dengan masyarakat sana.
Semoga tulisan ini memberikan informasi yang teman-teman butuhkan. Wassalam
Penulis,
Tanti Brahmawati
Hiking for Theraphy and Detox Believer