Tidak ada setapak ataupun penanda. Kami semua menerobos tanaman perdu, termasuk tanaman pulus yang seakan-akan mematai-matai kami, mengintai sepanjang perjalanan. Bahkan batang-batang pohon seperti memberikan PHP alias harapan palsu, terlihat kuat untuk dipegang dan mudah diraih, tetapi kenyataannya ketika dipegang, tanah begitu rapuh, sehingga seringkali kami ikut tergelincir ataupun jatuh bersama pohon yang kami jadikan pegangan.