Sejarah Pembangkit listrik tenaga air di Sungai Cikapundung dimulai jaman pemerintah Belanda pada tahun 1923. Ada dua pembangkit yaitu di Bengkok ( 1050 KW) dan Dago (700 KW). Sebelumnya Belanda juga telah membangun PLTA Dago Pakar lebih kearah hulu sungai Cikapundung, namun telah dibongkar terlebih dulu karena kekurangan debit air.
Banyak yang tidak mengetahui bahwa PLTA Dago berbeda dengan PLTA Bengkok, walau bisa diibaratkan kembarannya. PLTA Dago terletak dibawah curug Dago memanfaatkan air buangan dari PLTA Bengkok untuk pembangkit. PLTA peninggalan Belanda ini sekarang menjadi bangunan cagar budaya namun masih berfungsi dengan baik hingga kini.
Akses menuju PLTA Dago bisa dibilang agak tersembunyi, harus melalui jalan sempit Dago Pojok atau gang Cikalapa bila dari arah Dago Jajaway. Parkirkan kendaraan diatas, lalu berjalan melewati turunan curam kearah sungai Cikapundung.
PLTA Dago akan terlewati bila kita hiking di Cikapundung Trail, rute hiking yang menghubungkan Curug Dago hingga Teras Cikapundung. Meluangkan waktu sejenak untuk mengambil spot foto disini menjadi menu wajib. @districtonebdg