Sekali merengkuh dayung empat pulau terlampaui, seperti kata peribahasa. Demikianlah perjalanan blitzkrieg di Indochina kali ini dengan melewati negara Thailand, Laos, Kamboja dan Vietnam. Secara kebetulan, juga melewati beberapa pulau di perairan Mekong.
Perjalanan dimulai dari Bangkok, dengan flight Thai Lion mendarat di Don Mueang menjelang maghrib. Segera kami menuju stasiun kereta Don Mueang yang terletak disamping bandara favorit ini. Kenapa favorit? Walau fasilitasnya kalah jauh dari Changi, KLIA atau kembaran Thailand-nya , Suvarnabhumi, bandara dengan kode DMK inilah tempat transit utama kala meretas perjalanan darat di Indochina. Lagipula, suasana nya sedikit banyak mengingatkan kepada bandara Soekarno-Hatta di tanah air.
Loh, malah ngelantur bahas bandara 😀 , nah setelah menyebrang jalan menuju arah hotel Amari, tibalah di stasiun kereta Don Mueang. Setelah mempelajari jadwal keberangkatan, segera menuju loket memesan sleeper train ke Ubon Ratchatani. Kereta datang pukul 10 malam, dan karena sudah delay sejam tak lama kemudian kereta malam pun ngacir mengejar jadwal. Sedikit tips, kalo bisa pilihlah kereta no 23. Tampaknya gerbong kereta ini masih gres diimpor dari China, sangat nyaman walaupun baht kami hanya sanggup memesan kabin kelas 2. Malam dan pagi saya betah nongkrong di restorannya, ditemani kopi dan wifi.
Pagi-pagi sekitar pukur 6:30 kereta tiba di stasiun Ubon Ratchatani yang bersih dan cukup artistik. Saat sedang duduk-duduk santai melemaskan badan, tiba-tiba berkumandang lagu kebangsaan Thailand dari pengeras suara di atap. Segera saja , semua orang berdiri dengan sikap hormat. Yang paling membuat terkejut, mas-mas yang lagi tiduran memakai sarung disamping saya langsung berdiri tegap sempurna seperti Kopassus. Bukan main.. mungkin bagus juga bila di stasiun Kiaracondong dikumandangkan Indonesia Raya jam 8 pagi.
Dari Ubon perjalanan dilanjutkan ke Pakse di Laos memakai bis, tiketnya 200 baht. Tak lama-lama di Pakse karena enggan kemalaman sampai tujuan, menumpang truk pun dijalani. Menjelang magrib truk tiba di terminal bis Nakasang, darisini memakai perahu menyeberang ke Si Phan Don. Dari sekian pulau disini, kami memilih tujuan Don Det untuk bermalam selama 2 hari.
Usai mengeksplorasi Don Det dan Don Khon, kami bergerak lagi menuju Selatan yaitu memasuki perbatasan Kamboja menuju Kratie. Ini adalah jalur alternative yang brilyan menurut saya, karena menghemat perjalanan enam jam ke Vietnam bila dibanding melewati Phnompenh. Dari Kratie, kota perbatasan Loc Ninh di Vietnam bisa dicapai melalui bis ke Snuol, lalu dilanjutkan ojek. Dari Kratie pagi pukul delapan, kami tiba di Saigon alias Ho Chi Minh menjelang sore, lalu segera menuju kawasan Pham Ngu Lao. Seperti biasa untuk menyesap kopi Vietnam drift yang legendaris itu. Seketika, tubuh yang lemas setelah perjalanan jauh segera dijalari energi kamehameha. @districtonebdg