Tak banyak yang tahu bahwa gunung Bukittunggul pun lekat sekali dengan legenda Sangkuriang. Konon tunggul sisa pangkal pohon yang ditebang untuk membuat perahu berubah menjadi gunung, kini dinamakan Bukittunggul. Selain itu ada juga tempat bernama gunung Tumpeng di wilayah Bukanagara dan gunung Paisdage di Cipunagara yang diceritakan merupakan tempat pembuatan makanan bagi para pekerja proyek Sangkuriang. Di kawasan ini sudah ada pengembangan agrowisata yang dapat dinikmati khalayak umum antara lain : Situ Sangkuriang, Curug Batu Sangkur, area camping ground, penangkaran rusa totol dan sebagainya.
Situ Sangkuriang bukan danau alami melainkan reservoir buatan untuk menampung air. Areanya tak terlalu luas, jangan bandingkan dengan danau alami seperti Situ Patengan atau situ Ciburuy, bahkan masih lebih luas danau buatan di kampus Jatinangor. Namun suasana yang sepi disini memberi nilai tersendiri dimana hanya ada bukit dan gunung hijau disekeliling, tak terlihat tanda peradaban lainnya. Barulah pada hari libur ada denyut ekonomi disini, dimanasejak pagi hari biasanya warung-warung sudah buka.
Menuju gunung Bukittunggul (2.309 meter dpl) bisa melalui Palintang atau Cibodas. Baik melalui Palintang atau Cibodas, jalan yang berliku-liku sepanjang perkebunan kina akan seolah tak berujung menuju kaki Bukittunggul. Namun sejatinya tak pernah membosankan. Menyepi di perkebunan kina Bukittunggul bisa menjadi alternatif refreshing bagi mereka yang suntuk dengan kesibukan kota besar.
Bagi penyuka trail running kawasan ini pun cukup kondusif. Segarnya lari pagi di perkebunan kina, naik turun bukit yang diapit pegunungan. Kawasan ini terbilang masih asri karena masih terbilang jarang dikunjungi wisatawan. Banyak warga Bandung sekalipun yang belum pernah mengunjungi tempat yang hanya berjarak sejam dari jalan Dago ini. Sehingga kawasan ini seperti sebuah keindahan tersembunyi yang menunggu untuk disibak.
Foto : Erwin Abdulrahman