Luang Prabang adalah sebuah kota yang menjadi destinasi andalan bagi industri wisata di Laos. Kota ini ramai oleh para wisatawan, baik domestic maupun – terutama- mancanegara. Sekilas dapat dinilai bahwa turisme adalah andalan utama pemasukannya sehingga Luang Prabang menjadi sebuah kota yang sadar wisata. Kota tua ini banyak dihiasi oleh bangunan bangunan khas Eropa, karena memang Laos adalah bekas jajahan Perancis. Wajar jika kota ini telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.
Saat melakoni tour Laos 2015, kota ini merupakan salahsatu yang disinggahi karena keunikannya tersebut. Namun kami tak berlama-lama disini, hanya menginap satu malam dan pada malam berikutnya kembali bergerak ke Selatan menuju Vientiane. Maka ketika cek out dari hotel kala itu, salah satu yang timbul dibenak kami adalah mengisi waktu hingga sore tiba. Maklum karena bis ke Vientiane baru berangkat malam hari. Setelah mempertimbangkan berbagai alternatif, pilihan pun jatuh untuk mengunjungi Kuang Si waterfall yang terletak di pinggiran kota Luang Prabang. Setidaknya ini akan membawa kami ngabuburit menunggu malam.
Kuang Si Falls, kadang-kadang dieja Kuang Xi atau dikenal sebagai Tat Kuang Si adalah air terjun karst sekitar 29 kilometer ( 18 mil ) selatan dari Luang Prabang. Tempat ini merupakan salah satu destinasi perjalanan favorit bagi wisatawan yang datang ke Luang Prabang. Atraksi air terjun dimulai di kolam dangkal di atas sebuah bukit yang curam lalu kemudian semakin keatas makin banyak air terjunnya, Setidaknya ada tiga tingkat air terjun yang menjadi obyek kunjungan turis, bukan tidak mungkin lebih banyak lagi ke atasnya. Di beberapa tempat aliran sungai terkumpul dalam berbagai kolam berwarna biru turquoise yang mengalir ke hilir. Air terjun karst ini mengingatkan pada obyek wisata karst Bantimurung di Maros, walau harus diakui disini jauh lebih tertata.
Selain atraksi air terjun, lokasi ini juga merupakan penangkaran beruang hitam. Di awal jalan setapak menuju air terjun, pengunjung dapat melihat beruang yang ditangkarkan di kandang-kandangnya. Pengunjung dapat memberikan donasi untuk pelestarian beruang ini.
Tak terasa waktu semakin sore, setelah puas menyaksikan air tejun yang indah ini kami pun kembali dengan tuk-tuk sewaan ke Luang Prabang, dalam hal ini langsung menuju terminal bus di Selatan kota. Menjelang malam, kami sudah standby di Southern Terminal Luang Prabang, bersiap bergerak menuju Vientiane menggunakan Sleeper Bus se harga ticket 150.000 KIP/ orang. Setalah sedikit tertunda akhirnya pada pukul 20.45, bus kami pun bergerak menuju Vientiane.