Sejak dua tahun terakhir, penerbangan transit dirasakan selalu lebih murah melalui Kuala Lumpur daripada Singapura. Entah mengapa maskapai-maskapai Singapura seperti loyo menghadapi jurus-jurus Malaysia Airlines, AirAsia dan Malindo Air yang berbasis di KLIA. Budget airline Tiger Airways sudah lama menutup rute Singapura-Bandung yang dulu menjadi favorit kami, bahkan kini maskapainya pun sudah almarhum karena merger. Jadilah flight transit ke Kuala Lumpur yang makin sering dipakai bila traveling.
Saya sendiri tak keberatan jadi lebih sering ngetem di KLIA kini dibanding Changi. Walau fasilitas Changi lebih lux, keunggulannya semakin tipis. Apalagi imigrasi Singapur yang masam dan living cost yang lebih tinggi negara itu membuat secara alamiah mendekatkan budget traveler ke KLIA. Siapa yang suka dibangunkan dini hari kala tidur di bandara menunggu penerbangan berikut atau bahkan diusir keluar.
Karena hampir tiap kali transit di KLIA, akhirnya terpikir juga untuk mengakrabi kotanya. Maka suatu hari menyengajakan jalan-jalan ke kota karena bosan dengan suasana bandara. Sebetulnya beralasan juga bila menginap di Kuala Lumpur dengan memilih penerbangan esok paginya, karena penerbangan pagi-pagi biasanya lebih murah. Setelah dikurangi biaya nginap dan makan tetap lebih murah, asal tak kesiangan bangun esoknya. Tentu saja kamarnya kelas dormitory yang kalo bisa sudah termasuk sarapan hehe
Dari bandara KLIA menuju Kuala Lumpur bisa dengan ekspres train atau bis, saya tentu selalu memilih yang lebih murah. Tarif bis dari KLIA ke Sentral adalah antara 10-12 RM. Tujuannya kemana lagi kalo tak ke kawasan backpacker di Bukit Bintang, menuju kesini adalah memakai MRT dari Sentral. Tentu banyak pilihan selain kawasan Bukit Bintang, namun bagi yang pertama kesini saran saya ke Bukit Bintang saja apabila mencari akomodasi murah, ragam kuliner dan akses yang strategis.
Transportasi Kuala Lumpur terbilang ramah turis. Line bis untuk turis yaitu armada GoKL patut diacungi jempol, bukan karena tak ada macet namun karena bisa gratis kemana-mana. Selama tempat tujuan kita terlewat beberapa line yang disediakan bis GoKL, tak perlu mengeluarkan ongkos. Bila tak terlewati namun masih satu kawasan ya tinggal jalan kaki saja toh. Kalaupun tujuannya lebih jauh lagi, bisa memakai MRT yang tarifnya murah.
Transportasi gratis dan ramah turis ini bagi saya cukup menakjubkan dan merupakan keunggulan Kuala Lumpur dibanding kota-kota besar lain yang ingin menarik turis asing ke negaranya. Di Bangkok pun sebetulnya ada bis-bis kota gratis namun sulit membedakannya bila bukan warga lokal. Di Jakarta juga ada trayek TransJakarta yang gratis namun cuma trayek pendek kesitu-situ aja, sementara dengan GoKL dapat dikatakan bisa kemana-mana. Di Bandung juga ada yang cuma-cuma, yaitu kalo angkot mogok bisa gratis pakai truk tentara 😀 😀
@districtonebdg