Categories : ASEAN Countries Backpacker

 

Pub-Street-Siem-Reap-2

Kala tiba di Siem Reap pada pagi hari, para penumpang bis malam dari Phnompenh cukup terhenyak. Mereka tiba-tiba berada di sebuah pool bis yang becek, menyerupai kubangan kerbau. Ini kala berkunjung di tahun 2012. Lucunya, segera setelah bis masuk pool pintu gerbang digembok dari dalam untuk menghindari serbuan pengemudi tuk-tuk yang ingin menawarkan jasanya. Para penyedia jasa transportasi itu pun tak mau kalah, mereka berteriak-teriak sambil menggedor-gedor pintu. Bukan main..!

Namun semangat para turis tak terpatahkan oleh suasana hiruk pikuk ini, mereka tetap dengan riang berjinjit mencari pijakan yang agak keras di antara genangan lumpur itu. Sebagian turis dengan santai membuka sepatu dan bertelanjang kaki agar sepatu mereka tak ditelan oleh lumpur, lalu menerobos kepungan pengemudi ojek dan tuktuk yang bergerombol diluar. Benar-benar sebuah pagi yang sibuk!

“One dollar each,” ujar pengemudi tuktuk dengan mantap, melihat kami berempat. Tarif untuk naik kendaraan yang berdaya tampung empat orang itupun dihargai empat dollar, tanpa bisa ditawar. Mengingat jarak antara pool bis dan hotel cukup jauh, tawaran itu pun disepakati. Apalagi tak ada angkutan selain tuktuk disini.

Pengemudi tuktuk akan menawarkan untuk selalu memandu anda selama di Siem Reap, dengan membayar di hari akhir. Bila anda mempunyai rencana lain katakan saja, namun bila buta informasi tawaran ini cukup menarik.

 

Siem Reap secara harfiah berarti “Kekalahan Siam”, sebuah sejarah perang pada masa lampau kala kerajaan Angkor mengalahkan Siam ditempat ini. Sejak ditemukan oleh peneliti Perancis, situs Angkor Wat di Siem Reap telah menjadi salah satu primadona pariwisata dunia. Perang dan kediktatoran di Kamboja kemudian menyurutkan nama Angkor Wat, namun sejak tahun 1990-an wisata kembali berdenyut di kota Siem Reap dan semakin lama semakin bergairah.

Pusat keramaian kota Siem Reap berada di sekitar kawasan Old Market, atau Chas Psah. Ini adalah pasar tempat berbelanja suvenir yang murah meriah. Bila anda berbakat tawar menawar, bisa mendapat barang dengan harga murah disini. Saat Old Market tutup pada sore hari, Night Market yang terletak tak jauh dari sini baru saja buka dan akan tutup pada tengah malam. Sementara itu di kawasan backpacker yang tak jauh dari Old Market, pub dan café terus buka hingga dini hari. Selain terdapat pasar souvenir di kawasan Old Market juga terdapat banyak hotel, restoran dan toko yang memanjakan para turis. Disaat kawasan Siem Reap lain sudah terlelap, tempat ini akan tetap ramai hingga lewat tengah malam.Bila tak suka hotel di tempat ramai, cobalah kawasan yang lebih adem seperti Wat Bo atau Wat Kesararam.

Di Siem Reap sendiri rumah makan halal cukup mudah ditemui disamping terdapat restoran cepatsaji internasional. Di jalan utama Siem Reap yaitu Sivutha Boulevard terdapat rumah makan India Curry Walla, Maharajah, KFC, vegetarian restoran dan jajanan sea food. Namun bila benar-benar ingin meyakini kehalalan masakan silakan mengunjungi sebuah rumah makan yang agak jauh keluar dari keramaian yaitu di Stoung Thymey Village, tepatnya di samping mesjid Neak Mah (An Nikmah).

Menuju Siem Reap :
Bis : dari Phnompenh (6 jam), Bangkok atau Ho Chi Minh (12 jam)
Pesawat : direct flight dari Kuala Lumpur, Bangkok, Singapura
Perahu motor : dari Phnompenh (6 jam) menyusuri sungai Tonle Sap

 Posted on : October 16, 2015
Tags :

Facebook Comments