Categories : ASEAN Countries Backpacker Jalan Jalan Ransel

 

oleh Stefanus Wong

1480659_10202925796898711_287437094117783424_nLuang Prabang merupakan kota bekas pusat pemerintahan kerajaan diabad XIII di mana segala aktivitas pemerintahan kerajaan berjalan disini dan sekarang merupakan sebuah situs warisan dunia yang diakui dan dilindungi UNESCO sebagai tempat yang memiliki sejarah unik. Sebuah kota yang terletak di utara Laos dan kurang lebih 450 km dari ibu kota vientiane, menyimpan sebuah karya keindahan tatanan kota yang dipadu dari dua latar belakang budaya yang berbeda yaitu budaya setempat dengan budaya barat, khususnya Perancis.

Perjalanan yang kami tempuh berawal dari Vientiane melalui terminal antar propinsi yang melayani ke jurusan utara Laos. Dengan ongkos 140 ribu kip per orang, kami naik bus VIP ke Luang Prabang. Jarak 450 km kedua kota biasanya ditempuh sekitar 11 jam. Sepanjang perjalanan, bus melewati perjalanan yang cukup lancar karena dengan perbandingan penduduk yang sedikit tidak banyak kendaraan pribadi yang melintas sepanjang perjalanan ini. Perjalanan harus melewati lika-liku tikungan pegunungan sehingga cukup membuat perut terkocok dan mual jadi disarankan meminum obat anti-mabok sebelum berangkat.

Setibanya di Luang Prabang, kami segera disambut dengan hawa dingin kota tua ini. Walaupun kota berelevasi 200-an meter dari permukaan laut namun hawa dingin terhembus dari pegunungan yang mengelilingi kota Luang Prabang. Berjalan-jalan ditengah kota ini kami merasakan kenyamanan kota yang rapi, bersih, sejuk serta penduduk yang ramah.

Kota yang dikenal dengan perpaduan dua budaya dalam gaya arsitektur di mana kota ini disamping memiliki gaya bangunan modern Eropa Barat abad 18 juga masih berdiri kokoh bangunan tua kerajaan abad 13.
Disinilah letak keunikan kota tua ini karena masih menyimpan seni gaya bangunan dua budaya berbedaya yang masih terawat dengan baik. Kita bisa melihat dari bangunan pertokoan dan perhotelan di tengah kota dengan gaya modern eropa barat serta bangunan kuil serta museum-museum merupakan bangunan yang bercorak setempat.

Di kota ini juga masih menjalankan upacara sedekah biksu. Setiap pagi, para biksu akan keluar dari kuil dengan membawa semacam keranjang yang gunanya untuk mengisi sedekah dari orang yang akan mengasihnya. Warga setempat percaya bahwa dengan memberi sedekah kepada biksu, maka mereka akan mendapatkan rejeki yang lebih besarnya nilainya dari pemberian mereka. Tidak hanya penduduk setempat, para wisatawan pun juga turut ikut melaksanakan upacara ini dan dengan posisi berlutut menyiapkan sedekah yang berupa makanan dan uang untuk memberi para biksu yang akan lewat sepanjang trotoar. Para biksu yang berbaris rapi dengan dimulai dari biksu paling tua hingga biksu yang paling muda berjalan sepanjang trotoar untuk mencari sedekah dari kebaikan orang-orang. Upacara yang sangat unik ini banyak juga dimanfaatkan para wisatawan untuk mengambil gambar mereka.
Ditengah kota Luang Prabang ada satu tempat yang dikenal dengan nama Phou Si, merupakan daerah yang landai dan diatas bukit ini ada kuil yang juga dikenal dengan nama kuil Phou Si, konon katanya dikuil ini ada patung Buddha tidur terbesar di Laos. Dari daerah ini juga bisa melihat secara jelas kota Luang Prabang karena di bukit inilah merupakan tempat tertinggi di tengah kota Luang Prabang.

Tidak jauh dari Phou Si, masih dalam jalan yang sama yaitu jalan Sisavangvong, ada pasar malam yang berjualan berbagai macam souvenir, sutra, pakaian dan makanan-minuman. Disinilah tempat para turis berbelanja dan menghabiskan uang. Selain itu, keindahan malam kota ini bisa dinikmati dengan makan di pinggir sungai Mekong dan dengan penerangan lampu yang redup serta udara yang sejuk, sangat mendukung dalam suasana nyaman untuk melepas lelah.

Secara umum, kota Luang Prabang merupakan kota yang menarik untuk dikunjungi turis karena selain menyimpan karya-karya arsitektur yang indah, kota ini juga terdapat gua yang banyak ukiran Budha serta memiliki air terjun yang indah. (2011)

 Posted on : April 24, 2014
Tags :