Few are altogether deaf to the preaching of pine trees. Their sermons on the mountains go to our hearts; and if people in general could be got into the woods, even for once, to hear the trees speak for themselves, all difficulties in the way of forest preservation would vanish (John Muir)
Bumi perkemahan Ranca Upas di Ciwidey memiliki medan yang lengkap untuk berlatih di alam dengan areal rawa dan hutan diantara tiga bukit yaitu Tikukur, Kolotok dan Cadas Panjang. Di areal ini terdapat pula sumber air panas yang mengandung bekerang sehingga konon bisa menyembuhkan rematik dan penyakit kulit.
Rawa-rawa menjadi pesona tersendiri yang unik dan jarang dijumpai di tempat lain. Di sekitar rawa tumbuh banyak bunga-bunga rawa yang semakin membuat menawan panorama disana. Tentu saja untuk melihat berbagai keindahan itu anda harus sedikit masuk ke arah rawa, menjauh dari hiruk-pikuk warung dan lapang parkir.
Ranca Upas bagai rahim bagi para petualang dimana hampir semua penggiat alam bebas di Bandung dan sekitarnya pernah berlatih disana sehingga medan berlumpur dan tergenang air itu bukanlah hal yang asing bagi mereka. Setiap beberapa tahun sekali seolah rawa-rawa di Ranca Upas memanggil para super swamper itu untuk kembali ke rahimnya. Dimanapun mereka berada suara halus yang dibisikkan rawa-rawa itu selalu menyelinap kedalam hati. Kabut tebal dan udara dingin kembali terasa dingin di sekujur tubuh, dan aroma tanah serta rerumputan mengawang di sekitar. Terasa ada sesak yang tak tertahankan di dada untuk kembali menengok bunga-bunga rawa.
Lumpur sedalam lutut dan genangan air harus ditempuh lebih dari setengah jam untuk menuju hutan kawasan Leuweung Tengah, belum lagi bila hujan mengguyur dan perjalanan malam yang gelap gulita di tengah hutan. Namun tak ada yang dapat menghalangi kerinduan untuk kembali berkumpul bersama di rawa-rawa hutan Ranca Upas. @districtonebdg