Karel Albert Rudolf Bosscha (lahir di Den Haag, 1865-1928) adalah seorang Belanda yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat pribumi Hindia Belanda pada masa itu dan juga merupakan seorang pemerhati ilmu pendidikan khususnya astronomi. Pada bulan Agustus 1896, oleh R.E. Kerkhoven, yang masih merupakan sepupunya, Bosscha diangkat menjadi adminstratur Perkebunan Teh Malabar yang baru dibuka. Selama 32 tahun masa jabatannya di perkebunan teh ini, ia telah mendirikan dua pabrik teh, yang saat ini dikenal dengan nama Pabrik Teh Malabar.
Pada tahun 1901 Bosscha mendirikan sekolah dasar bernama Vervoloog Malabar. Sekolah ini didirikan untuk memberi kesempatan belajar secara gratis bagi kaum pribumi Indonesia, khususnya anak-anak karyawan dan buruh di perkebunan teh Malabar agar mampu belajar setingkat sekolah dasar selama empat tahun. Pada masa kemerdekaan Indonesia, nama sekolah ini berubah menjadi Sekolah Rendah, kemudian berubah lagi menjadi Sekolah Rakyat dan menjadi Sekolah Dasar Negeri Malabar II hingga saat ini.
Bosscha juga berperan penting dalam pendirian Technische Hoogeschool te Bandoeng – sekolah tinggi teknik di Hindia Belanda (sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung) yaitu sebagai Ketua College van Directeureun (Majelis Direktur); yang mengurus kebutuhan material bagi TH Bandung mulai dari pembangunannya sampai kegiatan akademik berjalan hingga diambil alih oleh Pemerintah. Untuk mengenang jasanya, pada tahun 1924 komplek laboratorium fisika TH Bandung dinamakan Bosscha-Laboratorium Natuurkunde.
Pada tahun 1923, Bosscha menjadi perintis dan penyandang dana pembangunan Observatorium Bosscha yang telah lama diharapkan oleh Nederlands-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV). Kemudian ia bersama dengan Dr. J. Voute pergi ke Jerman untuk membeli Teleskop Refraktor Ganda Zeiss dan Teleskop Refraktor Bamberg. Pembangunan Observatorium Bosscha selesai dilaksanakan pada tahun 1928. Namun ia sendiri tidak sempat menyaksikan bintang melalui observatorium yang didirikannya karena pada tanggal 26 November 1928 ia meninggal beberapa saat setelah dianugerahi penghargaan sebagai Warga Utama kota Bandung dalam upacara kebesaran yang dilakukan Gemente di Kota Bandung. Pada akhir hayatnya, karena kecintaannya pada Malabar, dia meminta agar jasadnya disemayamkan di antara pepohonan teh di Perkebunan Teh Malabar. (Wikipedia)
@districtonebdg