Curug Cikondang Bisa Jadi Destinasi Railway Adventure

Perjalanan ke curug Cikondang di Cianjur bisa dibilang dadakan karena tujuan utama Railway Adventure kali ini adalah situs Gunung Padang. Namun karena letaknya tak terlalu jauh,  usai dari situs megalitikum itu trip dilanjutkan menuju curug.

Ada dua rute untuk menuju ke Curug Cikondang. Rute pertama adalah melalui Cilaku dan Cibeber yang merupakan jalur utama menuju kesini. Rute kedua yaitu melewati Warung Kondang dan Lampegan seperti yang kami lakukan sekarang. Sangat disayangkan belum ada kendaraan umum yang melintasi kawasan ini, sehingga pilihan berkendara hanya jatuh pada kendaraan pribadi roda empat atau roda dua.

Curug Cikondang sendiri terletak di Desa Sukadana, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Namanya berasal dari nama tanaman Kondang, yaitu nama lain dari pohon Loa, tanaman dengan ciri khas buahnya tumbuh di dahan.

Lokasi curug dikelilingi oleh lahan sawah dan perkebunan teh. Lokasi wisata ini masuk dalam wilayah PTPN VIII Panyairan. Bila kita akan langsung menuju curug Cikondang,  maka lebih baik turun di stasiun Cibeber darisitu lanjut memakai ojek. Jalur ini lebih nyaman karena bila dari arah Gunung Padang harus melewati kondisi jalan perkebunan teh yang sedikit rusak. @districtonebdg

Railway Adventure ke Situs Megalitikum Gunung Padang

Pon Purajatnika, M.Sc., yang memimpin penelitian Gunung Padang pada bidang arsitektur dan kewilayahan menyatakan bahwa struktur teras-teras Gunung Padang mirip situs Machu Pichu di Peru.

Situs Gunung Padang merupakan peninggalan Megalitikum berbentuk punden berundak yang terletak di perbatasan Dusun Gunung Padang dan Panggulaan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Keberadaan Situs Gunung Padang pertama kali dilaporkan oleh Nicolaas Johannes Krom pada 1914.

Di kawasan situs megalitikum Gunung Padang terdapat 5 teras. Untuk mencapai puncak situs ini bisa melewati jalur utara dan selatan. Jalur utara lebih menanjak dengan melwati 378 anak tangga sedangkan jalur Selatan lebih landai dan dengan melewati 750 anak tangga. Di setiap teras terdapat bebatuan punden berundak yang diyakini dulunya merupakan aktivitas masyarakat prasejarah.

Diperkirakan situs Gunung Padang dibangun pada periode 2500-4000 SM. Luas wilayah mencapai 3000 meter persegi dengan ketinggian 1100 meter di atas permukaan laut. Pon Purajatnika, M.Sc., yang memimpin penelitian Gunung Padang pada bidang arsitektur dan kewilayahan menyatakan bahwa struktur teras-teras Gunung Padang mirip situs Machu Pichu di Peru.

Komunitas D1VA melakukan trip ke situs prasejarah ini dengan cara unik,  yaitu memakai moda kereta api. Memanfaatkan trayek Cipatat – Sukabumi yang baru dibuka,  perjalanan dimulai dari stasiun Bandung lalu turun di Padalarang. Setelah disambung angkot kuning menuju stasiun Cipatat, lalu memakai KA Siliwangi menuju Lampegan. Darisini rombongan diantar mobil ke tujuan.

Transportasi umum memang masih jadi kendala menuju lokasi karena tak ada angkot. Namun bila hanya sendirian pun,  akses dari Lampegan ke Gunung Padang tetap memungkinkan yaitu dengan naik ojek yang mangkal di stasiun. Sedikit tips, bila naik ojek dari Lampegan,  langsung saja minta diantar ke puncak teras agar hemat waktu karena harus mengejar kereta sore. @districtonebdg