Hingga limabelas tahun lalu, bagi kebanyakan warga Bandung dan sekitarnya, Gua Pawon hanyalah sekedar sebuah gua yang telah ada sejak dulu kala tanpa ada pengaruhnya bagi kehidupan mereka. Bahkan hanya sebagian kecil saja masyarakat Bandung yang mengetahui keberadaannya sejak gua ini dinyatakan sebagai situs prasejarah yang dilindungi. Letak Gua Pawon terdapat di Pasir Pawon daerah Padalarang, Kabupaten Bandung, pada ketinggian antara 700 m di atas permukaan laut. Pasir Pawon merupakan bagian dari kawasan gugusan karst gunung Masigit yang terletak 25 kilometer sebelah barat kota Bandung.
Pada tahun 2000 di situs Gua Pawon ditemukan peninggalan prasejarah setelah melalui penelitian geofisika dengan metode geomagnetik. Penggalian lanjutan di tahun 2001 kembali berhasil menemukan kerangka dan tengkorak manusia prasejarah. Pada masa penggalian tak sembarang orang dapat leluasa keluar masuk Gua Pawon seperti dulu. Namun setelah proses pemugaran kini area itu sudah dibuka kembaliu sebagai cagar alam dan budaya.
Manusia Pawon diperkirakan kelompok manusia prasejarah dengan jumlah yang tidak terlalu besar. Mereka merupakan kelompok manusia pengembara yang menelusuri pantai Danau Bandung Purba sambil berburu binatang untuk makanannya. Hasil buruannya antara lain hewan seperti kerbau, babi hutan, rusa dan monyet. Manusia Pawon kemungkinan hidup pada masa antara 10 – 6 ribu tahun yang lalu, yaitu Kala Plestosen akhir hingga Holosen awal. Hal ini didasarkan pada artefak-artefak yang terkumpul dari beberapa tempat yang dulunya merupakan Danau Bandung Purba.
Apabila kita masuk ke area gua akan segera tercium bau guano yang menyengat, ini adalah kotoran kelelawar yang bersarang di dinding gua. Kala saya masih di bangku kuliah dan sering bermain kesini, kelelawar yang bersarang di gua amat melimpah, sehingga sore hari akan tampak seperti sebuah awan hitam yang berdesing. Namun perburuan hampir memusnahkan binatang endemik Pawon ini. Kini kelelawar Pawon dilindungi dari perburuan, namun jumlahnya sudah tak sebanyak dulu.
Bila kita masuk kedalam area gua yang lapang, akan terlihat dari celahnya lembah yang subur. Tampak sungai Cibukur mengalir berkelok-kelok di area pesawahan tanpa pernah kering walau di saat kemarau. Area gua yang lembab dan agak gelap memberikan suasana temaram yang aneh. Dengan kontur gua yang relatif tak berubah selama ribuan tahun, maka ada aura kesunyian purba saat kita menghabiskan waktu di dalamnya. Kita hanyalah tamu dari kesunyian masa silam. @bayubhar