Matahari sudah mulai terik merangkak ke atas ubun-ubun saat kami mulai menapaki jalan setapak di area persawahan desa Cibeusi,,,
Kali ini kami berempat, team District One berniat untuk mencari keberadaan curug Ciregoh, yang merupakan salah satu curug yang berada di kawasan hutan Gn, Lingkung. Kawasan ini memang merupakan surga curug bagi para pemburu air terjun, karena selain curug Cibareubeuy & Pandawa yang sudah ramai oleh para wisatawan ternyata masih terdapat beberapa curug yang layak untuk disinggahi yang masih belum banyak terjamah oleh wisatawan.
Sebenarnya niat untuk mengeksplore curug di kawasan ini sudah ada dari sejak lama, namun karena beberapa kendala, niat ini baru terlaksana dua minggu usai lebaran tahun ini.
Kepenasaranan kami untuk mengeksplore curug di kawasan antara Gn. Lingkung, Gn. Keramat & Puncak Eurad ini muncul dari obrolan bersama penduduk lokal desa Cibeusi, bahwa di area tersebut terdapat kurang lebih 13 curug atau air terjun. Beberapa sudah kami sambangi seperti curug Cipangulaan, Cisarua dan Cibihak.
Sengatan matahari siang itu membuat kondisi fisik kami yang memang sudah beberapa bulan libur dari kegiatan survey, mengeksplore area baru sedikit kedodoran. Lepas dari area persawahan, kami mulai memasuki wilayah hutan, keteduhan rerimbunan pohon agak menolong kami yang mulai ngos-ngosan.
Jalur menuju curug Ciregoh ini tidak ada petunjuk yang pasti dikarenakan curug ini belum lah ditata untuk para wisatawan, kami saat itu hanya mengandalkan petunjuk dari obrolan dengan penduduk Cibeusi,,,
Perlu diketahui curug yang akan kami tuju ini terdiri dari dua curug, yaitu Ciregoh 1 dan Ciregoh 2. “pokokna mah kang, ngke di tengah leuweung aya saung penyadap aren anu mang Doyok,,,pendakan we, ngke pasti ditunjukkeun jalanna, soalna jalurna rapet kang, bilih sasab..” kurang lebih begitulah saran dari kang Wawan pemilik toko di desa Cibeusi yang menyarankan kami untuk menemui kang Doyok, seorang penyadap aren yang ada di tengah hutan untuk menunjukkan jalan menuju curug Ciregoh 2 yang jalannya rapat tertutup ilalang,,,
Benar saja, kami sempat melambung menapaki punggungan yang salah, sebelumnya akhirnya kami bertemu Kang Solihin, seorang petani kopi bersama dua anjing peliharaannya, robert & kancil yang menyarankan kami kami untuk terus mengikuti jalur, yang akan berujung di curug Ciregoh 1.
Sepeminuman kopi dari tempat kami bertemu Kang Solihin, kami pun tiba di curug Ciregoh 1, sebuah air terjun yang cukup apik dan belum banyak terjamah wisatawan. Seperti biasa kami pun melakukan ritual membasahi diri dengan air terjun yang sejuk agar awet ganteng,,,
Waktu menunjukkkan pukul 14.00, kepenasaranan kami masih berlanjut untuk sekalian menemukan curug Ciregoh 2 yang konon agak tersembunyi,,,perjalanan pun kami lanjutkan dengan menapaki jalur yang lebih menanjak dari sebelumnya, sepanjang perjalanan kami bisa mendengar detak jantung masing-masing karena memang jalur ini cukup menguras fisik yang sudah lama tidak terlatih.
Hingga akhirnya jalur menanjak ini terhadang oleh saung penyadap aren yang saya duga ini adalah saung Mang Doyo si penyadap aren. Dan tidak lama Mang Doyok pun menampakkan diri, usai berbasa basi sebentar, kami pun diantar menuju curug Ciregoh 2, jalurnya memang rapat dan tersembunyi, sehingga Mang Doyok pun harus menebas jalur menggunakan goloknya,,,
Akhirnya setelah menguak rerimbunan ilalang, tampak sebuah air terjun dengan kolam alaminya yang cukup keren,,,Curuk Ciregoh 2,,,yang konon apabila musim hujan kita bisa berjalan dibalik curahan air terjunnya,,,
Cukup sudah eksplore hari itu, namun masih ada beberapa curug yang mengundang kepenasaranan kami untuk disurvey nanti,,,salah satunya adalah Curug Cisanggarung, yang menurut cerita penduduk lokal, dari curug ini kadang kita dapat mendengar suara auman harimau atau macan kumbang,,,woow !!