Baru berjalan sekitar 20 menit di pesawahan yang hijau, hujan turun deras memaksa rombongan mencari tempat berteduh. Beruntung di sepanjang jalur setapak banyak tempat untuk berteduh baik itu warung atau gubuk pekebun. Sedari awal awan kelabu memang seperti hamil tua, hanya tinggal waktu saja mengguyur pesawahan. Namun waktu sudah hampir tengah hari, tak ada yang ingin pulang kesorean nantinya.
Benar saja, hujan turun deras ditengah jalan membuat semua berjejalan di gubuk terdekat. Tak lama kemudian seorang pekebun tanpa sungkan ikut bernaung. Saung saung nu uing, mungkin begitu pikirnya 😀 . Nah, kebetulan ada narasumber kamipun ngobrol ngaler ngidul, antara lain tentang nenek yang hilang di hutan seminggu lalu. Lalu beliau menyarankan melongok ke curug Cibihak yang letaknya lebih dekat daripada curug Cibareubeuy.
“Nembe dibuka boboran kalangkung,” katanya. Wah, kenapa tidak? Tempat baru selalu mengasyikkan.
Setelah hujan agak reda, niat awal ke curug Cibareubeuy direvisi. Arah perjalanan berubah menuju curug Cibihak yang berada dibalik bukit gubuk kami berteduh. Sedikit menanjak lalu datar melipir bukit, tak sampai 15 menit sudah tiba di area curug. Tak ada sesiapa hanya kami berlima dan semilir angin dingin.
Mungkin juga karena kami datang hari biasa, namun tampaknya memang disini tak seramai area curug lain. Hanya ada saung pembuat gula aren yang tampaknya permanen disini, sementara warung hanya dadakan bila banyak pengunjung. Aliran sungai yang deras dan jernih, dengan sebuah kolam diarea jatuhan air curug seperti diperuntukan bagi kami saja. Kemewahan yang telah lama tak dijumpai.
Harus diakui ada aura nostalgia dicurug yang sepi ini. Kala pertama mengunjungi curug Cibareubeuy dulu masihlah sepi hampir tak ada warung, dan curug Pandawa masih tertutup hutan. Kini area curug Cibareubeuy tak ubahnya sebuah destinasi wisata walau masih bersuasana alami, berkat jaraknya jauh dari jalan raya. Curug Pandawa pun ramai oleh pengunjung yang mau berpose di menara selfie. Kemajuan wisata disini tak tertahankan, arus pengunjung mengalir deras. Beberapa orang adakalanya merindukan suasana sepi dulu -yang tak mungkin kembali. Tetapi di curug Cibihak suasana itu masih terasa, walau mungkin tak berapa lama lagi. @districtonebdg
foto – Nuruliati