Desa Sukawana menjadi kawasan perkebunan teh paling dekat yang bisa dicapai dari kota Bandung, sekitar 20 kilometeran dari pusat kota. Meski arealnya tidak seluas di Bandung Selatan, suasana perkebunan tehnya tak kalah indah dibandingkan Pangalengan dan Ciwidey. Suasana perkebunan teh sangat asri, apalagi semakin mendekati perbatasan hutan. Kabut dan gerimis senantiasa datang dan pergi. Gunung Burangrang akan tampak mengundang, seolah tak jauh dari jangkauan lengan.
Sebelumnya perkebunan teh ini lebih dikenal dengan nama perkebunan teh Pangheotan. Masih terdapat plang nama menuju ke vila ini juga tertulis Pangheotan. Namun pihak pengelola perkebunan (PTPN VIII) sudah mempopulerkan nama baru yakni Sukawana untuk perkebunan teh di sini.
Kata “pangheotan” ini diduga berasal dari kata Van Houten yang dahulunya merupakan nama salah seorang preangerplanter dimasa kolonial Belanda. Bila demikian, wajar bila nama Pangheotan juga ada di kawasan perkebunan teh di Cikalong Wetan.
Banyak yang dapat dilakukan di area perkebunan teh Sukawana dari mulai hiking, camping, berolahraga hingga offroad. Banyak tour offroad yang ditawarkan dengan rute umumnya Cikole-Sukawana. Jalur off road Sukawana-Cikole Lembang tak asing bagi para off roader Bandung. Jalan yang mengular di kaki Gunung Tangkuban Perahu cukup menantang. Medan off road Sukawana-Cikole terbilang berat. Jalur yang membelah Hutan Jatiwangi ini memiliki tiga cekungan berlumpur dan dalam. Sudah tak terbilang kendaraan off road yang ‘stuck’ disini.
Di area pertemuan kebun dan hutan sekitar sini dipercaya terdapat tiga tempat yang dianggap menyimpan energi mistis yaitu Leuweung Kunthi, jalan batu, dan rumpun bambu. Leuweng Khunti, menurut hikayat adalah kampungnya siluman.
Menuju perkebunan teh Sukawana, dari arah Cimahi setelah Universitas Advent di kawasan Parongpong, sekitar 500 meter akan melewati pasar, kemudian di sebelah kiri ada plang “Perkebunan Nusantara Sukawana”. Bila dari arah Bandung, dari jalan Sersan Bajuri kemudian akan bertemu pertigaan dengan jalan Kol. Masturi. Ambil arah ke kiri menuju Parongpong, sekitar 100 meter ada jalan masuk ke kanan menuju perkebunan Sukawana. Dipintu masuk perkebunan diminta tiket masuk yang bersahaja : 5000 rupiah per mobil dan 2000 rupiah per motor.
Bila ingin menjelajah lebih jauh namun dengan waktu tak terlalu lama, beberapa curug disekitar Sukawana ini sangat ideal untuk dijajagi dengan berjalan kaki. Salah satunya Curug Layung yang berjarak tak sampai setengah jam perjalanan.
Bila membawa kendaraan, bisa diparkirkan di lapangan depan Villa Merah atau lebih jauh di lapangan desa atau warung terakhir. Menuju curug, ikuti jalan koral utama sampai melewati desa, setelah warung paling ujung yang terletak dikiri jalan ada jalur setapak yang cukup lebar masuk ke kebun teh. Ikuti setapak ini hingga bertemu dengan pertigaan antara ke kiri (Ciwangun Indah Camp) dan kanan (curug Layung). Ikuti arah setapak yang ke curug Layung ini dengan seksama, nantinya akan mengarah kekiri. Seharusnya dari pertigaan itu curug tak terlalu jauh lagi. Jangan sampai kebablasan menuju area hutan lebat Cisuren.
Jalur Sukawana juga bisa menjadi akses menuju kawah gunung Tangkuban Perahu, yaitu dengan melewati tower pemancar radio. Bila anda menuju tower, dari tugu perkebunan (foto bertiga) ambil ke kiri menuju desa karena jalur ke kanan akan menuju Cikole dengan jalan yang rusak berat akibat dijadikan jalur off road. Walau nanti kedua jalur ini juga bisa bertemu, namun berpapasan dengan hingar bingar rombongan offroad dan trail kurang nikmat. Dari warung terakhir, perjalanan kaki menuju tower sekitar tiga jam.
Berminat hiking di sekitar perkebunan teh ini? Silakan cek paket hiking Sukawana yang melewati kawasan ini.