Di sekitar Cidadap Girang, Bandung atau biasa dikenal dengan kawasan Ledeng tersebar beberapa seke atau mata air yang tak pernah kering. Selain seke-seke ini ada beberapa anak sungai salah satunya Sungai Cipaganti yang punya potensi wisata.
Menurut catatan, kawasan belakang terminal Ledeng ini mulanya bernama Kampung Cibadak. Secara epistimologi, nama ‘Cibadak’ berarti ‘Cai Badag’ atau air yang melimpah. Agak ironis bila melihat kondisi terminal Ledeng sekitarnya yang kumuh.
Masa pemerintah Belanda, sumber mata air yang melimpah dari tempat ini dibuatkan bangunan pelindung untuk kemudian disadap dan dialirkan melalui saluran pipa besar yang ditanam di dalam tanah. Bangunan pelindung itu dikenal dengan nama Gedong Cai.
Bertujuan melakukan penghijauan, sejak 2019 Komunitas CAI hadir melanjutkan program revitalisasi lingkungan di sekitar Gedong Cai. Beragam tumbuhan mereka tanam di sekitar Sungai Cipaganti, salah satunya tanaman bambu.
Hasilnya, puluhan bambu endemik langka, seperti bambu 22, bambu ater, bambu bitung, dan bambu hitam ada di sini. Selain bambu, ditanam juga pohon penyerap air, misalnya kopi, beringin, pohon endemik seperti karung serta patrakomala, atau buah-buahan seperti mangga dan nangka.
Sebagai bentuk support atas tujuan mulia tersebut, pada hari Sabtu 4 Desember 2021 bertempat di cafe 25 Arcamanik D1VA mengundang komunitas CAI untuk berdiskusi sekaligus nonton bareng film pendek “Preserving the Seke” produksi ZBX yang menceritakan kawasan tersebut. Film pendek yang disutradarai Irwan Zabonk ini mendapat apresiasi dalam festival film di New York. @districtonebdg