“Asana mah kadieu jalan na ..,” gumam Dunga menunjuk salah satu percabangan jalan setapak, namun dengan nada agak tak pasti. Perjalanan sejenak terhenti di sebuah persimpangan jalan setapak. “Kade ah, geus magrib yeuh…,” kata Wawan celingukan. Ia tampak kurang bahagia dengan gelap yang mulai bergentayangan di sekitar. Apalagi mereka masih dalam kawasan hutan yang rimbun. Banyak cerita bahwa di daerah itu banyak yang tersesat kala waktu magrib telah terlampaui.
Percakapan itu terjadi lebih dari duapuluh tahun lalu di kaki gunung Lingkung kala sedang mencari jalan ke Puncak Eurad dari arah Wates, Cikole. Di masa itu kawasan sekitar sini masih dianggap kurang aman bahkan oleh warga sekitar, sehingga kala kemalaman saat survey warga menasihati agar tidak bermalam di hutan. Mereka lalu dengan ramah menawarkan rumahnya menjadi tempat bermalam. “Seueur keneh rampog,” bisik empunya rumah.
Harus diakui, sayapun telah lost contact dengan tempat ini setelah sekian lama. Bahkan mengingat jalurnya pun sudah blank sama sekali. Baru beberapa tahun belakangan ini kembali bernostalgia menelusuri jalur-jalur yang punya nilai sejarah. Salah satunya adalah jalur menuju Puncak Eurad ini.
Kondisi sekarang tentu telah jauh berbeda. Puncak Eurad yang dulu masih berupa hutan lebat yang hampir tak tertembus, telah menjadi tempat wisata yang tergolong kekinian di Cikole. Lokasinya yang diatas bukit membuat view ke arah Cipunagara sangat menawan serupa lukisan naturalis para seniman. Menjelang Lebaran tahun 2017 lokasi wisata resmi dibuka, dengan tiket berasuransi seharga 5000.
Beberapa warung telah didirikan secara tertata diantara pepohonan pinus, dengan view ke arah lembah. Tak ketinggalan dibangun pula spot-spot untuk selfie, sehingga hanya menunggu waktu saja lokasi ini akan populer di Instagram. Menikmati minuman bandrek hangat dan roti bakar disini sambil menikmati view lembah bisa membuat lupa waktu. Bila diteruskan menuju Bukanagara, terdapat beberapa lokasi wisata lain yang sedang coba dipopulerkan oleh pemerintah desa seperti curug dan desa wisata.
Menuju kesini tak ubahnya seperti “jalur belakang” Cikole yaitu dengan melewati jalan Cicalung/Pasar Ahad yang menuju Cikendung. Sekarang menuju Puncak Eurad jalannya sudah diaspal, walau di beberapa tempat aspalnya sudah mulai terkelupas lagi. Tempatnya terletak di sebelah kiri jalan, motor bisa langsung parkir dilokasi namun agak sulit untuk parkir banyak mobil karena lahan parkir yang sempit. Bila berpapasan dengan mobil lain pun, dibeberapa lokasi jalan salah satu harus mundur mengalah. Menuju Cicalung, dari jalan raya Bandung-Subang belok ke arah Timur (jalan Pasar Ahad/Cikareumbi) atau bila dari arah Lembang/Maribaya ambil jalan menanjak ke Utara (jalan Ciputri/Cicalung).
Selain menjadi tempat wisata, Puncak Eurad kini menjadi tempat yang ideal untuk dilewati berbagai aktifitas outdoor. Kegiatan hiking, gowes, trail running sering melewati kawasan ini dengan tujuan berbagai arah antara lain menuju Cikole, gunung Lingkung atau bahkan jalan Cagak. Namun bila hanya ingin menyepi sambil meresapi keindahan alam tempat ini pun sudah sangat ideal mengingat lokasi wisata yang masih tersembunyi dan terjaga keasriannya. Semoga bisa terus demikian. @districtonebdg